Calon Bupati Lingga Muhammad Nizar, S.Sos., yang lahir pada 3 Februari 1982 di Desa Kelombok, Kec. Lingga, Kabupaten Lingga, Kepri, bukan berasal dari keluarga kaya atau elite politik dan merupakan Bupati Lingga periode 2021–2024. (Foto: Hendra/Forumpublik.com) |
Nizar, yang lahir pada 3 Februari 1982 di Desa Kelombok, Kecamatan Lingga, bukan berasal dari keluarga kaya atau elite politik.
Ia adalah putra dari 10 bersaudara seorang guru agama sekaligus nelayan kecil yang mencari nafkah dengan sampan sederhana tanpa mesin.
Kehidupan yang serba pas-pasan tak menghentikan semangat Nizar untuk meraih pendidikan setinggi mungkin. Setelah menamatkan pendidikan dasar di SD Negeri 025 Kelombok, ia melanjutkan sekolah ke SLTPN 1 Lingga dan SMU 1 Lingga, hingga berhasil menembus Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, dan lulus dengan gelar Sarjana Sosial pada tahun 2004.
Semasa kuliah, demi menyambung hidup, Nizar harus bekerja keras. Pada malam hari ia bekerja sebagai tukang parkir, sementara siang hari kuliah dan menjadi penjaga sekolah di Yayasan Hasanah.
"Kita adalah Dia," ujar salah satu warga Lingga, Jumat (13/09/2024), menekankan bahwa perjuangan hidup Nizar adalah cerminan dari kehidupan mereka, yang berasal dari keterbatasan tetapi mampu meraih keberhasilan.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Nizar kembali ke kampung halamannya dan memulai karier di dunia sosial. Ia aktif di LSM Coremaf Benaung serta Yayasan AIDS di Tanjungpinang. Karier politiknya mulai bersinar pada tahun 2009 saat ia terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Lingga.
Selanjutnya, ia dipercaya menjadi Ketua DPRD Lingga pada 2014–2015, kemudian menduduki posisi Wakil Bupati Lingga pada periode 2016–2020. Puncaknya, pada 2021, Nizar diamanahkan sebagai Bupati Lingga.
Baca: APBN 2025 Fokus Peningkatan Kualitas SDM, Anggaran Pendidikan Dialokasikan Rp722,6 Triliun
Berbeda dengan kebanyakan pejabat yang berasal dari kalangan berada, Nizar tumbuh dari keluarga sederhana.
"Orang tua Bang Nizar hanya memiliki sampan kecil, bukan pompong besar. Tapi dengan itulah mereka menghidupi keluarganya, ditambah lagi dulu guru ngaji mana ada insentif," ungkap seorang tetangga di Desa Kelombok, tempat Nizar dibesarkan.
Kesederhanaan dan kedekatan Nizar dengan rakyat kecil menjadi salah satu keunggulan yang membedakannya dari calon lainnya.
Meski telah menjabat sebagai Bupati, ia tetap kerap turun langsung ke lapangan, mendengarkan keluhan masyarakat, dan tidak segan berbaur dengan warga.
"Bang Nizar tetap seperti dulu, tidak berubah meski sudah jadi Bupati," ujar seorang pemuda Lingga.
Di bidang politik, Nizar juga memiliki kiprah yang luas. Ia pernah aktif di berbagai organisasi, seperti PMII, HNSI Kabupaten Lingga, dan menjadi Ketua KM AMPG Provinsi Kepri.
Selain itu, Nizar juga pernah menjadi Anggota Partai Golkar Provinsi Kepri dan Wakil Ketua PKB Kabupaten Lingga. Sejak 2013, ia bergabung dengan Partai NasDem dan menjabat sebagai Ketua DPD NasDem Lingga.
Dampak dari kepemimpinannya selama menjabat sebagai Bupati Lingga mendapatkan sambutan positif dari berbagai kalangan.
Sosoknya yang merakyat dan selalu menempatkan kepentingan masyarakat di atas segalanya, membuatnya semakin dipercaya oleh masyarakat Lingga untuk melanjutkan kepemimpinannya.
Di tengah persaingan yang ketat dalam Pilkada 2024, Nizar menjadi simbol bahwa siapa pun, tanpa memandang latar belakang sosial, dapat meraih posisi tertinggi dalam pemerintahan jika dibarengi dengan kerja keras dan dedikasi.
"Kisah hidupnya yang penuh perjuangan menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya mereka yang berasal dari kalangan tidak mampu," ucap pemuda Lingga tersebut.
Muhammad Nizar, sosok yang lahir dari desa kecil di hulu Daik, kini berdiri sebagai bukti nyata bahwa seorang anak nelayan pun bisa menjadi pemimpin besar. Kesederhanaan, ketulusan, dan kedekatannya dengan masyarakat menjadikan Nizar sebagai calon yang diperhitungkan dalam Pilkada 2024.
"Kita adalah Dia, Muhammad Nizar adalah cerminan dari kita semua, bahwa dari keluarga sederhana pun, impian untuk menjadi pemimpin besar tetap dapat terwujud," ujar pemuda Lingga.
Baca juga:
Indonesia 88 Kasus Konfirmasi Mpox, Seksual Sesama Jenis Jadi Salah Satu Penyebab
Direktur Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes: Menyusui Sesering dan Semau Bayi Memperlancar Produksi ASI
Terjerat Kasus PMI, Jaksa Tuntut Heri Kafianto Direktur PT ESI 6 Tahun Penjara
Kasus Penggunaan Lahan Hutan Lindung, Polresta Barelang Analisa Dokumen Sitaan dari BP Batam
Bea Cukai Batam dan PSDKP Gagalkan Penyelundupan 795.500 Benih Lobster, Potensi Kerugian Negara Rp90 Miliar
Hendra
Editor: Rianto
Kehidupan yang serba pas-pasan tak menghentikan semangat Nizar untuk meraih pendidikan setinggi mungkin. Setelah menamatkan pendidikan dasar di SD Negeri 025 Kelombok, ia melanjutkan sekolah ke SLTPN 1 Lingga dan SMU 1 Lingga, hingga berhasil menembus Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, dan lulus dengan gelar Sarjana Sosial pada tahun 2004.
Semasa kuliah, demi menyambung hidup, Nizar harus bekerja keras. Pada malam hari ia bekerja sebagai tukang parkir, sementara siang hari kuliah dan menjadi penjaga sekolah di Yayasan Hasanah.
"Kita adalah Dia," ujar salah satu warga Lingga, Jumat (13/09/2024), menekankan bahwa perjuangan hidup Nizar adalah cerminan dari kehidupan mereka, yang berasal dari keterbatasan tetapi mampu meraih keberhasilan.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Nizar kembali ke kampung halamannya dan memulai karier di dunia sosial. Ia aktif di LSM Coremaf Benaung serta Yayasan AIDS di Tanjungpinang. Karier politiknya mulai bersinar pada tahun 2009 saat ia terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Lingga.
Selanjutnya, ia dipercaya menjadi Ketua DPRD Lingga pada 2014–2015, kemudian menduduki posisi Wakil Bupati Lingga pada periode 2016–2020. Puncaknya, pada 2021, Nizar diamanahkan sebagai Bupati Lingga.
Baca: APBN 2025 Fokus Peningkatan Kualitas SDM, Anggaran Pendidikan Dialokasikan Rp722,6 Triliun
Berbeda dengan kebanyakan pejabat yang berasal dari kalangan berada, Nizar tumbuh dari keluarga sederhana.
"Orang tua Bang Nizar hanya memiliki sampan kecil, bukan pompong besar. Tapi dengan itulah mereka menghidupi keluarganya, ditambah lagi dulu guru ngaji mana ada insentif," ungkap seorang tetangga di Desa Kelombok, tempat Nizar dibesarkan.
Kesederhanaan dan kedekatan Nizar dengan rakyat kecil menjadi salah satu keunggulan yang membedakannya dari calon lainnya.
Meski telah menjabat sebagai Bupati, ia tetap kerap turun langsung ke lapangan, mendengarkan keluhan masyarakat, dan tidak segan berbaur dengan warga.
"Bang Nizar tetap seperti dulu, tidak berubah meski sudah jadi Bupati," ujar seorang pemuda Lingga.
Di bidang politik, Nizar juga memiliki kiprah yang luas. Ia pernah aktif di berbagai organisasi, seperti PMII, HNSI Kabupaten Lingga, dan menjadi Ketua KM AMPG Provinsi Kepri.
Selain itu, Nizar juga pernah menjadi Anggota Partai Golkar Provinsi Kepri dan Wakil Ketua PKB Kabupaten Lingga. Sejak 2013, ia bergabung dengan Partai NasDem dan menjabat sebagai Ketua DPD NasDem Lingga.
Dampak dari kepemimpinannya selama menjabat sebagai Bupati Lingga mendapatkan sambutan positif dari berbagai kalangan.
Sosoknya yang merakyat dan selalu menempatkan kepentingan masyarakat di atas segalanya, membuatnya semakin dipercaya oleh masyarakat Lingga untuk melanjutkan kepemimpinannya.
Di tengah persaingan yang ketat dalam Pilkada 2024, Nizar menjadi simbol bahwa siapa pun, tanpa memandang latar belakang sosial, dapat meraih posisi tertinggi dalam pemerintahan jika dibarengi dengan kerja keras dan dedikasi.
"Kisah hidupnya yang penuh perjuangan menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya mereka yang berasal dari kalangan tidak mampu," ucap pemuda Lingga tersebut.
Muhammad Nizar, sosok yang lahir dari desa kecil di hulu Daik, kini berdiri sebagai bukti nyata bahwa seorang anak nelayan pun bisa menjadi pemimpin besar. Kesederhanaan, ketulusan, dan kedekatannya dengan masyarakat menjadikan Nizar sebagai calon yang diperhitungkan dalam Pilkada 2024.
"Kita adalah Dia, Muhammad Nizar adalah cerminan dari kita semua, bahwa dari keluarga sederhana pun, impian untuk menjadi pemimpin besar tetap dapat terwujud," ujar pemuda Lingga.
Baca juga:
Indonesia 88 Kasus Konfirmasi Mpox, Seksual Sesama Jenis Jadi Salah Satu Penyebab
Direktur Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes: Menyusui Sesering dan Semau Bayi Memperlancar Produksi ASI
Terjerat Kasus PMI, Jaksa Tuntut Heri Kafianto Direktur PT ESI 6 Tahun Penjara
Kasus Penggunaan Lahan Hutan Lindung, Polresta Barelang Analisa Dokumen Sitaan dari BP Batam
Bea Cukai Batam dan PSDKP Gagalkan Penyelundupan 795.500 Benih Lobster, Potensi Kerugian Negara Rp90 Miliar
Hendra
Editor: Rianto
0 comments:
Post a Comment