Ilustrasi. APBN melaksanakan fungsinya sebagai shock absorber untuk melindungi masyarakat dan mendukung pemulihan ekonomi dengan tetap menjaga kesinambungan fiskal. (Foto: Istimewa) |
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, bahkan dalam tiga tahun berturut-turut, anggaran Perlindungan Sosial (Perlinsos) mengalami lonjakan yang sangat tinggi.
"Kita lihat Bantuan Sosial (Bansos) kita itu adalah sebagai shock absorber," ungkap Menkeu dalam Konferensi Pers APBN Kita di Aula Djuanda Kementerian Keuangan, Senin (24/05/2022).
Realisasi anggaran perlinsos hingga 30 April 2022 sebesar Rp129 triliun dipengaruhi oleh percepatan penyaluran bansos di April, penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan peningkatan realisasi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG), serta peningkatan realisasi BLT Desa.
Menkeu mengatakan realisasi ini merupakan kombinasi dari bansos reguler dengan bansos yang berhubungan dengan pemulihan ekonomi.
"Jadi kita lihat ini belanja bansos itu adalah bantalan yang luar biasa pada saat ekonomi diguncang terus dari mulai pandemi, pemulihan, dan sekarang adanya guncangan dari sisi harga-harga barang," jelas Menkeu.
Baca juga: Meminimalisir Risiko Kesehatan, Kemenkes Siapkan 340 Pos di Jalur Mudik Lebaran 2022
Jika dilihat dari kinerja Belanja Kementerian/Lembaga (K/L), anggaran perlinsos dimanfaatkan untuk Kementerian Sosial melalui penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH) Tahap II kepada 10 juta keluarga, bantuan Kartu Sembako untuk 18,8 juta keluarga, dan BLT kepada 19,3 juta keluarga.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga menyalurkan bantuan iuran Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kepada rata-rata 84,9 juta jiwa.
Sementara itu, kinerja Belanja non-K/L meningkat dimanfaatkan untuk realisasi subsidi LPG sebesar Rp30,5 triliun dan subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp7,7 triliun.
Sedangkan anggaran perlinsos melalui kinerja Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa meningkat dimanfaatkan untuk penyaluran BLT Desa kepada 6,1 juta keluarga sebesar Rp7,5 triliun.
"Jadi kita lihat perlinsos melalui APBN kita akan memberikan perlindungan sosial yang sangat tinggi, terutama pada masa-masa pemulihan ekonomi di kuartal satu sampai dengan bulan April pada saat kita merasakan guncangan yang makin tinggi," pungkas Menkeu.
Lihat juga:
Neraca Perdagangan Maret 2022 Surplus, Naik Sebesar USD4,53 Miliar
Menkeu: Belanja Negara Per Maret 2022 Terealisasi Mencapai 490 Triliun
Maret 2022 Pendapatan Negara Tunjukkan Kinerja Positif, Pajak Penerimaan Capai Rp322,46 Triliun
Airlangga: Kinerja Ekspor dan Impor Indonesia Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
Jaga Momentum Penerimaan Negara, Pemerintah Naikkan Tarif PPN jadi 11 Persen
Redaksi
Editor: Rianto
0 comments:
Post a Comment