Mega Armini wanita cantik berhijab ini bertugas di desa kelahirannya, yakni Desa Bontocani, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Mega Armini rela melakukan mandi keringat dan basah kuyup menyeberangi derasnya arus sungai.
Hal ini dilakukan dengan suka cita hendak menuju ke salah satu dusun terpencil di Desa Bontoaji, untuk menolong seorang wanita yang hendak melahirkan.
Bukan hanya derasnya arus sungai yang harus dihadapi bidan desa ini. Dia juga harus menerobos lebatnya hutan, demi memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat di desa kelahirannya tersebut, yakni Desa Bontocani, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Tak jarang, Mega Amini yang sudah 12 tahun mengabdikan diri sebagai bidan desa ini, harus mengendarai motor trail sendirian, menyusuri jalan setapak yang menanjak, berkelok, dan menurun curam dalam kondisi sangat licin akibat hujan.
Baca juga: Kabid Humas Polda Sulsel Apresiasi Kegiatan Baksos Polwan Jelang HUT Polwan Ke 73 Tahun 2021
Bidan desa ini harus bertaruh nyawa, melintasi alam desanya yang masih berupa hutan dengan kondisi jalan sering terputus akibat banjir dan longsor. Bahkan, acap kali dia menyeberangi sungai berarus deras tanpa ada alat pengaman seperti pelampung dan tali.
"Sebagai manusia, pastinya ada perasaan takut juga saat harus menerobos banjir, apalagi di tengah malam. Tetapi, sebagai bidan tentunya saya harus berani melintasinya demi bisa melayani masyarakat yang membutuhkan," tutur Mega Armini.
Dari pengakuan Mega Armini, tak hanya menerobos banjir dia kadang pergi menolong warga pada tengah malam dengan melewati hutan lebat, dan jalan yang berlumpur.
Bukan hanya derasnya arus sungai yang harus dihadapi bidan desa ini. Dia juga harus menerobos lebatnya hutan, demi memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat di desa kelahirannya tersebut, yakni Desa Bontocani, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Tak jarang, Mega Amini yang sudah 12 tahun mengabdikan diri sebagai bidan desa ini, harus mengendarai motor trail sendirian, menyusuri jalan setapak yang menanjak, berkelok, dan menurun curam dalam kondisi sangat licin akibat hujan.
Baca juga: Kabid Humas Polda Sulsel Apresiasi Kegiatan Baksos Polwan Jelang HUT Polwan Ke 73 Tahun 2021
Bidan desa ini harus bertaruh nyawa, melintasi alam desanya yang masih berupa hutan dengan kondisi jalan sering terputus akibat banjir dan longsor. Bahkan, acap kali dia menyeberangi sungai berarus deras tanpa ada alat pengaman seperti pelampung dan tali.
"Sebagai manusia, pastinya ada perasaan takut juga saat harus menerobos banjir, apalagi di tengah malam. Tetapi, sebagai bidan tentunya saya harus berani melintasinya demi bisa melayani masyarakat yang membutuhkan," tutur Mega Armini.
Dari pengakuan Mega Armini, tak hanya menerobos banjir dia kadang pergi menolong warga pada tengah malam dengan melewati hutan lebat, dan jalan yang berlumpur.
Sebagian jalan di desanya sulit dijangkau dengan mobil, dan masih masuk kawasan hutan, sehingga belum memiliki aksesbilitas yang baik.
Di antara rasa lelah, dan takut yang harus dilawannya, ada kebahagiaan bagi Mega Armini dapat mengabdikan diri untuk masyarakat di desanya. Bahkan, sejak kecil dia sudah bercita-cita menjadi bidan desa, dan mengabdikan diri untuk masyarakat di desanya.
Dia berharap, ke depan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dapat memberikan kebijakan khusus di desanya, dengan meminjamkan sebagian lahan hutan untuk jalan akses menuju dua dusun, sehingga warga desa dapat dengan cepat menjangkau Pusat Kesehatan asyarakat (Puskesmas).
Lihat juga:
Warga Korban Angin Puting Beliung Terima Bantuan dari Pemkab Maros
Bupati MYL Ingin Pangkep Jadi Percontohan Kawasan Tanpa Rokok
Warga Buamata dan Sikapaya Desa Minasa Upa Sudah Dapat Menikmati Air Bersih
Kades Tellumpoccoe Serahkan Bantuan BLT DD Tahap II
Pangkep Raih Penghargaan Kelola Anggaran Desa dari Dirjen Perbendaharaan
(sindonews)
Di antara rasa lelah, dan takut yang harus dilawannya, ada kebahagiaan bagi Mega Armini dapat mengabdikan diri untuk masyarakat di desanya. Bahkan, sejak kecil dia sudah bercita-cita menjadi bidan desa, dan mengabdikan diri untuk masyarakat di desanya.
Dia berharap, ke depan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dapat memberikan kebijakan khusus di desanya, dengan meminjamkan sebagian lahan hutan untuk jalan akses menuju dua dusun, sehingga warga desa dapat dengan cepat menjangkau Pusat Kesehatan asyarakat (Puskesmas).
Lihat juga:
Warga Korban Angin Puting Beliung Terima Bantuan dari Pemkab Maros
Bupati MYL Ingin Pangkep Jadi Percontohan Kawasan Tanpa Rokok
Warga Buamata dan Sikapaya Desa Minasa Upa Sudah Dapat Menikmati Air Bersih
Kades Tellumpoccoe Serahkan Bantuan BLT DD Tahap II
Pangkep Raih Penghargaan Kelola Anggaran Desa dari Dirjen Perbendaharaan
(sindonews)
Ternyata masih banyak orang2 yang tulus mengabdikan dan ini seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah pusat maupun daerah, semoga berita seperti ini boleh mendapatkan perhatian dari menteri terkait...!
ReplyDelete