Ilustrasi. Para pegiat buruhmenggelar aksi teatrikal untuk menentang hukuman mati terhadap tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi. (Foto: Getty/BBC) |
Sehingga, Kerajaan ini menjadi salah satu dari lima negara di dunia yang paling banyak mengeksekusi narapidana.
Dalam laporan Amnesty International mencatat hingga Juli 2021 lalu sudah sebanyak 40 tahanan yang dieksekusi oleh Arab Saudi. Lonjakan tercatat setelah Riyadh mengakhiri masa jabatan kepresidenan di kelompok negara-negara G20 pada November silam.
Sepanjang tahun 2020, total jumlah tahanan atau terpidana mati yang dieksekusi berjumlah 27 orang.
"Setelah sorotan dunia terhadap kepresidenan Arab Saudi di G20 meredup, otoritas kembali menggiatkan persekusi terhadap siapapun yang berucap bebas atau mengritik pemerintah," kata Wakil Direktur Timur Tengah dan Afrika Utara di Amnesty, Lynn Maalouf, mengutip dari Reuters.
Dia mengklaim sejumlah tahanan divonis kurungan penjara atau bahkan hukuman mati dalam "persidangan yang sangat tidak adil.”
Menurut Maalouf, "pengakuan” adalah sesuatu yang dipaksakan melalui penyiksaan.
Di paruh pertama 2021, sebagian warga tercatat mendapat vonis kurungan penjara jangka panjang lantaran unggahan internet bernada satir atau aktivisme sosial.
Nasib itu dialami Abdulrahman al-Sadhan, seorang pegiat kemanusiaan yang mengunggah gambar satir bernada kritis di Twitter. Dia mendapat ganjaran pahit vonis 20 tahun penjara.
Baca juga: Indonesia-Australia Perkuat Kerjasama Bidang Ekonomi, Perdagangan dan Investasi
Algojo merupakan orang yang melakukan eksekusi mati kepada tahanan yang telah divonis pengadilan. Jika Anda penyuka jalan-jalan dan tidak takut dengan sedikit darah, mungkin ini jenis pekerjaan yang cocok untuk Anda.
Lalu, apakah terdapat syarat khusus untuk menjadi seorang algojo di Arab Saudi?
Melansir BBC, Kementerian Pelayanan Publik Arab Saudi tidak memberikan kualifikasi khusus bagi mereka yang berminat melamar sebagai algojo.
Seorang algojo terkenal di Arab Saudi yang bernama Abdallah bin Said menegaskan, menjadi algojo pantang merasa iba para terpidana mati.
Pasalnya, hal itu akan membuatnya gagal menjalankan tugas memenggal kepala sang terpidana mati.
Abdallah bin Said adalah salah satu algojo paling terkenal di Arab Saudi. Dia sangat disegani dan ditakuti karena kerap mengeksekusi mati para terpidana kejahatan di Arab Saudi, terutama mereka yang terkena hukuman pancung.
Ia ditempatkan di Kota Mekkah sesuai tugas yang diberikan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi yang bertugas memancung para terpidana yang sudah divonis pengadilan.
Khusus Kota Mekkah sendiri, ada 6 algojo yang ditugaskan pemerintah Arab Saudi. Abdallah sendiri memulai tugas pertama sebagai algojo pada 1991. Pria kelahiran 1959 ini diangkat Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi di usianya yang ke-32 tahun.
Pada hari kerja pertamanya, dia langsung dihadapkan dengan terdakwa vonis pancung oleh pengadilan setempat. Dia mendapat tugas memancung 3 orang. Sejak saat itu, dia menjadi terkenal sebagai algojo di Arab Saudi, selain karena mewarisi pekerjaan dari ayahnya.
Selain hal diatas, sejarawan dari Vanderbilt University di Tennessee, Amerika Serikat, Harrington, menuturkan bahwa seorang algojo secara tidak langsung memiliki tingkat melek huruf yang luar biasa tinggi.
Bahkan, beberapa algojo ada yang merangkap bekerja sebagai dokter. Memiliki ketelitian dan pengetahuan khusus tentang anatomi tubuh manusia mampu memperlancar seorang algojo dalam proses eksekusi.
Lihat juga:
Negara Kelompok G7 Bakal Reformasi Pajak Global Terhadap Facebook, Google dan Amazon
Kelompok Tujuh (G7) Negara Maju Sepakat Targetkan Pajak 15 Persen dari Raksasa Teknologi
Peneliti Indonesia Nurjati Siregar, Temukan Parasit Malaria Bersembunyi di Limpa
Harga Minyak Naik atas Pelonggaran Lockdown Eropa dan Permintaan AS
Prototipe Terbaru SpaceX Starship, Sukses Lakukan Pendakian dan Pendaratan
Editor: Rianto/Sindonews
Baca juga: Indonesia-Australia Perkuat Kerjasama Bidang Ekonomi, Perdagangan dan Investasi
Algojo merupakan orang yang melakukan eksekusi mati kepada tahanan yang telah divonis pengadilan. Jika Anda penyuka jalan-jalan dan tidak takut dengan sedikit darah, mungkin ini jenis pekerjaan yang cocok untuk Anda.
Lalu, apakah terdapat syarat khusus untuk menjadi seorang algojo di Arab Saudi?
Melansir BBC, Kementerian Pelayanan Publik Arab Saudi tidak memberikan kualifikasi khusus bagi mereka yang berminat melamar sebagai algojo.
Seorang algojo terkenal di Arab Saudi yang bernama Abdallah bin Said menegaskan, menjadi algojo pantang merasa iba para terpidana mati.
Pasalnya, hal itu akan membuatnya gagal menjalankan tugas memenggal kepala sang terpidana mati.
Abdallah bin Said adalah salah satu algojo paling terkenal di Arab Saudi. Dia sangat disegani dan ditakuti karena kerap mengeksekusi mati para terpidana kejahatan di Arab Saudi, terutama mereka yang terkena hukuman pancung.
Ia ditempatkan di Kota Mekkah sesuai tugas yang diberikan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi yang bertugas memancung para terpidana yang sudah divonis pengadilan.
Khusus Kota Mekkah sendiri, ada 6 algojo yang ditugaskan pemerintah Arab Saudi. Abdallah sendiri memulai tugas pertama sebagai algojo pada 1991. Pria kelahiran 1959 ini diangkat Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi di usianya yang ke-32 tahun.
Pada hari kerja pertamanya, dia langsung dihadapkan dengan terdakwa vonis pancung oleh pengadilan setempat. Dia mendapat tugas memancung 3 orang. Sejak saat itu, dia menjadi terkenal sebagai algojo di Arab Saudi, selain karena mewarisi pekerjaan dari ayahnya.
Selain hal diatas, sejarawan dari Vanderbilt University di Tennessee, Amerika Serikat, Harrington, menuturkan bahwa seorang algojo secara tidak langsung memiliki tingkat melek huruf yang luar biasa tinggi.
Bahkan, beberapa algojo ada yang merangkap bekerja sebagai dokter. Memiliki ketelitian dan pengetahuan khusus tentang anatomi tubuh manusia mampu memperlancar seorang algojo dalam proses eksekusi.
Lihat juga:
Negara Kelompok G7 Bakal Reformasi Pajak Global Terhadap Facebook, Google dan Amazon
Kelompok Tujuh (G7) Negara Maju Sepakat Targetkan Pajak 15 Persen dari Raksasa Teknologi
Peneliti Indonesia Nurjati Siregar, Temukan Parasit Malaria Bersembunyi di Limpa
Harga Minyak Naik atas Pelonggaran Lockdown Eropa dan Permintaan AS
Prototipe Terbaru SpaceX Starship, Sukses Lakukan Pendakian dan Pendaratan
Editor: Rianto/Sindonews
0 comments:
Post a Comment