'Doa untuk Indonesia dan Santunan Anak Yatim Piatu' yang diadakan oleh AMAN di Ponpes Nuu War AFKN, Taman Sari, Kec. Setu, Bekasi, Jumat (16/04/2021). (Foto: Dion Satire//Forumpublik.com) |
Akhir-akhir ini perjalanan Indonesia sebagai bangsa dan negara kembali diuji melalui berbagai tantangan dan persoalan. Sebut saja paham-paham yang bertentangan dengan ideologi negara, dimulai dari paham intoleransi hingga paham radikalisme.
Bahkan peristiwa teror Bom Makassar hingga aksi Lonewolf yang dilakukan seorang remaja Milenial di Mabes Polri sebelum bulan suci Ramadan menjadi peringatan sekaligus hikmah luar biasa yang bisa dipetik.
“Bulan Ramadan ini adalah momentum. Kita kembali memperkuat konsolidasi umat beragama, memperkokoh hubungan antar umat beragama,” kata Ginka di acara 'Doa untuk Indonesia dan Santunan Anak Yatim Piatu' di Ponpes Nuu War AFKN, Taman Sari, Kec. Setu, Bekasi, Jumat (16/04/2021).
Menurut Ginka, menangkal paham intoleransi, radikalisme, hingga meneguhkan NKRI sebagai konsep berbangsa dan bernegara harus dipersiapkan sejak dini.
AMAN Indonesia memiliki program literasi dan edukasi. Bahwa paham-paham kebangsaan perlu diperkuat untuk melawan segala potensi perlawanan hukum serta yang bertentangan dengan ideologi bangsa dan negara.
“Melalui acara doa bersama ini kami ingin launching literasi dan edukasi tentang paham-paham kebangsaan di bulan Ramadan. Dan kami berencana melakukan roadshow ke berbagai daerah lainnya,” jelas Ginka.
Baca juga: Wakapolda Metro Jaya Kunjungi Kampung Tangguh di Bekasi Dan Ajak Petugas Jangan Kendor Tangani COVID-19
Pengasuh Ponpes Nuu War Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) Ustad Kholiq menyambut baik ide yang disampaikan AMAN Indonesia. Menurut dia, silaturahmi di bulan Ramadan memiliki keistimewaan dan keberkahan.
“Kita ini memiliki satu misi yang sama, seluruh elemen umat beragama, kita sebagai bangsa tetap bersatu. Membangun kerukunan, membangun kedamaian dan persatuan, persahabatan, serta saling membantu,” ujar Ustad Kholiq.
Setelah bulan Ramadan usai, silaturahmi juga harus terus dilanjutkan, dipupuk sebagai bagian dari kewajiban menjalankan ajaran agama.
“Nanti di luar Ramadan kita sambung terus silaturahmi ini. Ini ajaran agama, semua agama mengajarkan, sehingga kita ini damai, tenang, tentram, dan tentu saja lebih lebih produktif,” jelasnya.
Ustad Kholiq juga mengemukakan pendapatnya tentang upaya literasi dan edukasi kebangsaan yang dilakukan terus menerus sebagaimana concern AMAN Indonesia selama ini.
Lihat juga:
Dua Gadis Hilang Usai Selepas Mengaji Akhirnya Kembali, Jumainih Menangis Haru
Operasi Yustisi Gabungan di Kedung Waringin, Berikan Efek Jera Kepada Pelanggar Prokes
Dua Gadis Hilang Misterius Selepas Ngaji
Dampak Pandemi COVID-19, Pengrajin Batu Bata Sepi Pembeli
Kurang Dari 3 Bulan, Dua Proyek Rigid Beton Aspirasi PKS Pecah-Pecah
Editor: Manto
Operasi Yustisi Gabungan di Kedung Waringin, Berikan Efek Jera Kepada Pelanggar Prokes
Dua Gadis Hilang Misterius Selepas Ngaji
Dampak Pandemi COVID-19, Pengrajin Batu Bata Sepi Pembeli
Kurang Dari 3 Bulan, Dua Proyek Rigid Beton Aspirasi PKS Pecah-Pecah
Editor: Manto
0 comments:
Post a Comment