Kepala Desa Borisallo Sopyan bersama warga saat menyampaikan akan tingginya harga pupuk kelangkaan pupuk di bagi para petani, Rabu (10/2/2021). (Foto: Syahid Pratama/Forumpublik.com) |
Menurut kepala Desa Borisallo dan kepala Desa Bontokassi, Kecamatan Parangloe, Gowa, langkanya pupuk di desa kami dikarenakan kenaikan harga pupuk dari harga 90.000 biasanya menjadi 130.000 per sak. Akibat dari kenaikan harga pupuk tersebut, membuat warga desa Borisallo dan Bontokassi sangat kekurangan pupuk.
Melihat kondisi akan kehidupan warga masyarakat Desa Borisallo dan Bontokassi, yang dominannya adalah rata-rata yang pekerjaannya sebagai petani, sihingga sangat ketergantungan terhadap pasokan pupuk untuk pertanian warga tersebut.
Kepala Desa Borisallo Sopyan mengatakan di desa Borisallo terdapat jumlah warga sekitar 867 Kepala Keluarga (KK).
"Untuk bentuk kelompok tani di desa Borisallo kurang lebih ada 12 kelompok, yang didalam setiap kelompok tani terdapat 25 orang," ucap Sopyan pada media ini, Rabu (10/2/2021).
Sopyan menjelaskan, untuk saat ini di Desa Borisallo pupuk menjadi sangat sulit didapat oleh para kelompok tani dan mencekik warga akan tingginya harga pupuk tersebut.
"Harga pupuk Rp.100.000 naik ke Rp.130.000 bila mengambil sendiri di agen penjual pupuk, namun bila di antarkan naik ke dusun Pakalompo, Desa Borisallo naik 10.000, jadi semuanya 140.000," ucap Sopyan menjelaskan.
Baca juga: Wabah COVID-19 Dampaknya Sangat Terasa Dalam Dunia Pendidikan
Sopyan bersama warga dusun Pakalompo Baharuddin dengan Alang mengatakan, dengan kenaikan harga pupuk ini akan membuat kelompok tani yang terbentuk 12 kelompok akan tidak terbantu.
"Terlebih dengan nasib para petani lainnya yang tidak masuk dalam kelompok tani, akan lebih menyulitkan mereka dan dapat berakibat pada tanaman para petani akan tidak terawat dengan baik," kata Sopyan.
"Dengan kondisi ini, kami sangat berharap pada pemerintah untuk adanya bantuan dan solusi bagi para petani (bagi kami), agar kami dapat tetap bertahan," harap Sopyan bersama warga.
M. Arif dengan Tarru warga dusun Pakalompo desa Borisallo dan selaku pengelolah desa bilitas mengaharapkan bantuan pupuk, kawat duri untuk mengamankan tanaman porang dari hama babi hutan.
"Agar tanaman porang yang kami kelola dapat berkembang dengan baik," harap M. Arif.
Sopyan berharap dengan adanya pengelolah desa bilitas pengelolahan tanaman porang agar di perhatikan oleh pemerintah untuk pengadaan bibit, pupuk dan kawat berduri.
"Semoga pemerintah daerah agar memperhatikan dan mendukung penuh penanaman porang di desa Borisallo," harap Sopyan.
Sedangkan di Desa Bontokassi, Heruddin selaku kepala Desa menyampaikan, terdapat jumlah warga sekitar 364 KK. Untuk kelompok tani kurang lebih 11 kelompok, yang didalam kurang lebih 25 orang.
"Dengan adanya kelompok tani yang terbentuk, kurang lebih 11 kelompok belum bisa menutup semua kesulitan para petani yg ada di desa Bontokassi," ucapnya.
Harapannya, agar pemerintah lebih serius untuk melihat kondisi tersebut dan dapat memberikan bantuan bagi warga.
"Jika tidak, kondisi ini akan menyulitkan kelompok tani terlebih akan dapat menyengsarakan para petani lainnya dan menutup kemungkina pertanian di daerah ini," pungkas Heruddin.
Lihat juga:
Koalisi "Gasak" Geruduk Kejati Sulsel, Ini Orasinya
Kapolsek Bungoro Kontrol Bendungan Tabo-tabo, Kapolres: Waspada Bila Ketinggian Air Melebihi Batas Normal
Bupati Maros Serahkan SK Pengangkatan CPNS Formasi Tahun 2019
Kapolres Berikan Arahan Khusus Pada Satuan Lalu Lintas Polres Pangkep
Penulis: Syahid P
Editor: Tonang
Di tempatku juga sama lur malah dsini lbh mahal urea 6000/kg poska 80.000-10.000/kg. Sp36 gak ada di pasaran entah dimana macetnya bantuan subsidi pupuk buat petani khususnya petani padi sawah baru mupuk kena banjir tanaman padi musnah entah pemrintah atau ada oknum yg membuat pupuk subsidi langka kami dari desa dukuhjati kec. Krangkeng kab. Indramayu jawa barat sedang berduka karna musibah banjir pak jokowi pak mentri kemana ya??? ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
ReplyDeleteSemoga ada secepatnya solusi terbaik dari pemerintah kita lur...
ReplyDelete