Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein dan Dirjen Perkeretaapian Ir. Zulfikri, M.Sc., DEA saat penandatanganan peresmian nderpass Jenderal Soedirman dan Overpass Kebasen, Kabupaten Banyumas, Jateng. (Foto: Khoirotul Janah/Forumpublik.com) |
Dirjen Perkeretaapian, Ir. Zulfikri, M.Sc., DEA. mengatakan Pemerintah selalu berkomitmen dalam keselamatan transportasi.
"Keselamatan menjadi hal utama yang harus dipenuhi. Pembangunan Underpass Jenderal Soedirman dan Overpass Kebasen menjadi salah satu bukti kongkrit komitmen itu dilakukan," ucap Zulfikri.
"Dalam UU no. 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian, sudah diamanatkan bahwa perpotongan jalur kereta api dan jalan harus dibuat tidak sebidang. Oleh karena itu, apa yang kita lihat sekarang. Yaitu pembangunan Underpass Jenderal Soedirman dan Overpass Kebasen. Adalah sesuai amanat Undang-undang tersebut," jelasnya.
Baca juga: Ini Penyebabnya Kasus Satu Keluarga di Salatiga Positif Covid-19
Dalam acara ini juga, Bupati Banyumas sempat menceritakan sebelum Underpass Jenderal Soedirman dibangun, bahwa perlintasan kereta api membuat kemacetan dan menghambat lalu lintas warga.
Ia sangat bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat, karena berkat kerjasama yang baik pembangunan underpass dapat diselesaikan.
Karena, banyak kendala untuk mengatasi kemacetan di perlintasan dekat stasiun itu, terutama perencanaan yang tergolong alot.
"Saat saya masih jadi Wakil Bupati. Dahulu rencananya itu dibuat overpass, design sudah siap dari provinsi. Namun saya pikir akan banyak dampak sosial yang terjadi karena pembangunan overpass, perlu penutupan jalan besar besaran, karena akan ada pembangunan jalan baru dan pembongkaran jembatan di barat Kodim dan Museum BRI itu" ungkapnya.
Ia menambahkan jika overpass dibangun akan mematikan orang banyak, karena saat konstruksi dilakukan, warga harus berputar jauh untuk melintasi rel.
"Kasihan tukang becak, dokar, dan warga jika konstruksi overpass dilaksanakan. Harus muter sampe Kedungbanteng jika ingin ke arah timur sini dari barat atau sebaliknya" katanya.
Dengan adanya pembangunan Overpass Kebasen dan Underpass Jenderal Soedirman pada khususnya, akan menjaga keselamatan lalu lintas warga maupun penumpang kereta api.
"Saat saya masih jadi Wakil Bupati. Dahulu rencananya itu dibuat overpass, design sudah siap dari provinsi. Namun saya pikir akan banyak dampak sosial yang terjadi karena pembangunan overpass, perlu penutupan jalan besar besaran, karena akan ada pembangunan jalan baru dan pembongkaran jembatan di barat Kodim dan Museum BRI itu" ungkapnya.
Ia menambahkan jika overpass dibangun akan mematikan orang banyak, karena saat konstruksi dilakukan, warga harus berputar jauh untuk melintasi rel.
"Kasihan tukang becak, dokar, dan warga jika konstruksi overpass dilaksanakan. Harus muter sampe Kedungbanteng jika ingin ke arah timur sini dari barat atau sebaliknya" katanya.
Dengan adanya pembangunan Overpass Kebasen dan Underpass Jenderal Soedirman pada khususnya, akan menjaga keselamatan lalu lintas warga maupun penumpang kereta api.
Sehingga perjalanan kereta api dan lalu lintas warga akan nyaman.
Lihat juga:
Wijayakusuma Ditunjuk Siapkan Lahan Akan Relokasi Pabrik AS ke Indonesia
Beredar Video, Ganjar Sesalkan dan Minta Sekda Blora Mundur
KPK Sita Dokumen Mutasi Jabatan Terkait Suap Bupati Kudus
Jokowi: Tetap Kedepankan Akuntabilitas dan Transparansi Dalam Penanganan Covid-19
Jokowi: Tidak Ada Tawar-menawar untuk Terapkan Protokol Kesehatan dalam Penyelenggaraan Pilkada
Penulis: Khoirotul Janah
Editor: Rianto
Lihat juga:
Wijayakusuma Ditunjuk Siapkan Lahan Akan Relokasi Pabrik AS ke Indonesia
Beredar Video, Ganjar Sesalkan dan Minta Sekda Blora Mundur
KPK Sita Dokumen Mutasi Jabatan Terkait Suap Bupati Kudus
Jokowi: Tetap Kedepankan Akuntabilitas dan Transparansi Dalam Penanganan Covid-19
Jokowi: Tidak Ada Tawar-menawar untuk Terapkan Protokol Kesehatan dalam Penyelenggaraan Pilkada
Penulis: Khoirotul Janah
Editor: Rianto
0 comments:
Post a Comment