Warga saat melakukan aksi protes menuntut keadilan dalam mekanisme penetapan harga ganti rugi lahan KA yang didampingi oleh Aliansi Gerakan Masyarakat Maros Menggugat (Geram Keadilan), dengan pengawalan pihak Kepolisian, di Maros, Kamis (8/10/2020). (Foto: Andi Patawari/Forumpublik.com) |
MAROS (SULSEL) - Forumpublik.com | Gejolak pembebasan lahan jalur Kereta Api di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), terus menuai protes dari warga yang terkena lahannya, hingga adanya aksi demo dari warga.
Aksi demo warga yang belum mau menerima harga yang ditawarkan oleh Pemerintah ini, menuntut keadilan dalam mekanisme penetapan harga ganti rugi lahan yang didampingi oleh Aliansi Gerakan Masyarakat Maros Menggugat (Geram Keadilan), Kamis (8/10/2020).
Menurut warga, permasalahan harga yang ditetapkan panitia ganti rugi atas pembebasan lahan untuk jalur KA, sangat jauh kata layak dan tidak sesuai dengan harga pasaran.
"Pada hal dalam Pasal 9 ayat 2 UU nomor 2 tahun 2012 menyebutkan, pengadaan tanah untuk kepentingan umum, dilaksanakan dengan pemberian ganti kerugian yang layak dan adil," ungkap salah satu warga.
Aksi damai ini berkumpul di depan gedung DPRD Kabupaten Maros, selanjutnya mereka bejalan kaki menuju ke Kejaksaan Negeri Maros.
Warga pendemo yang diterima oleh Kasi Intel Devi Setiawan menyampaikan, menyampaikan bahwa adanya suatu indikasi korupsi dalam pengadaan lahan Rel Kereta Api.
Setelah mendapat penjelasan dari pihak Kejaksaan, selanjutnya warga lanjut ke Pangadilan Negeri (PN) Maros, dengan tuntutan yang sama minta keadilan dalam pembebasan lahan jalur rel Kereta Api.
Di PN Maros warga diterima oleh wakil ketua PN Maros, Ibu R. Bernadette Samosir, S.H., M.H, saat pendemo menyuarakan aksi keberatannya.
Aksi warga kemudian dilanjutkan ke kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Maros.
Baca juga: Terpilih saat Konfercab, Andi Hermansyah Resmi jadi Ketua Umum DPC HIPPMAS Barat
Dandi Samalewa sebagi Jendral Lapangan dalam orasinya di depan kantor BPN, meminta kepada kepala kantor BPN Andi Ansyar Kadir didampingi Andi Sufiarna Kasi pengadaan tanah, untuk menemui mereka.
Permintaan pendemo akhirnya dipenuhi oleh kepala kantor BPN menemui mereka, dan terjadi dialog, namun tidak menemui kata sepakat.
Bahkan situasi sedikit memanas ketika Andi Sufiarna diminta berbicara, massa berteriak menuding Kasi pengadaan tanah itu dituding harus bertanggung jawab atas masalah ini.
Karena tidak ada titik temu dalam dialog tersebut, akhirnya Dandi Samalewa bersama massanya, memilih bertahan di depan kantor BPN.
"Kami akan bertahan disini didepan kantor BPN sampai ada kejelasan mengenai realisasi tuntutan kami, kasian warga yang lahannya terkena lokasi pembangunan rel kereta api, tanahnya tidak dihargai sesuai harga pasaran, tegas Dandi.
Lihat juga:
Wasrik Itwasum Polri Tahan II, Kapolres Pangkep Ikut Hadir
Bacalon Bupati, Wabup Maros: Chaidir dan Suhartina Bohari Mohon Doa Restu dan Dukungan
Warga Keluhkan Sampah Menumpuk Pasca Kebakaran Disekitar Pasar Pannampu
Tes Kesamaptaan Rutin, Kapolres Pangkep: Untuk Mengetahui Kondisi Fisik Personil
Kebakaran Yang Menghaguskan Ratusan Rumah Disekitar Pasar Pannampu
Penulis: Andi Patawari
Editor: Rianto
Semoga ada solusi terbaik...
ReplyDelete