Kabaharkam Polri, Komjen Pol Agus Andrianto, saat menerima audiensi dari perusahaan Perhotelan Accor Group, di Ruang Kerja Kabaharkam Polri, Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu, (7/10/2020). (Foto: Abink/Forumpublik.com) |
Dalam kesempatan ini, Kabaharkam Polri didampingi oleh Dirsamapta Korsabhara Baharkam Polri dan Dirpamobvit Korsabhara Baharkam Polri. Sementara dari Accor Group hadir Ir Hartono (Owner Representatif Accor Group), Yohanes (Marketing Director Accor Group), Dion (Marketing Director Accor Group), dan Bunga (Sales Executive).
Pertemuan ini beragendakan kerja sama dan permohonan dukungan dalam rangka meningkatkan ekonomi dan pariwisata dalam bidang industri perhotelan, paparan program industri dalam kondisi new normal dengan menerapkan protokol kesehatan, dan paparan Mobile PCR Swab yang sudah mendapat rekomendasi dari BNPB.
Baca juga: Penyelamat Krisis Ekonomi, Wamenkeu Ajak Alumni LPDP Bantu Hidupkan UMKM
Komjen Pol Agus Andrianto mengungkapkan, tantangan pemerintah saat ini adalah bagaimana mengubah travel warning yang berwarna kuning menjadi hijau (aman) agar dapat dikunjungi wisatawan mancanegara.
"Sampai saat ini, Indonesia masih cukup rawan terkait masalah pariwisata sehingga 59 negara telah mengeluarkan larangan untuk berkunjung dan dikunjungi warga negara Indonesia," kata jenderal polisi bintang tiga yang juga mengemban amanat sebagai Kaopspus Aman Nusa II-Penanganan Covid-19 itu.
Oleh karena itu, Komjen Pol Agus Andrianto mengingatkan pentingnya protokol keamanan, keselamatan, dan kesehatan (security, safety dan healt) untuk meyakinkan dunia internasional bahwa Indonesia adalah negara yang aman untuk dikunjungi. Dalam waktu dekat, tambahnya, akan dilaksanakan simulasi protokol keamanan dan keselamatan di Labuan Bajo, sebagai momentum meyakinkan dunia internasional.
"Untuk meyakinkan dunia internasional, perlu dukungan dan sinergi dengan semua pihak. Silakan pihak Accor Group ikut serta membantu pemerintah menyiapkan jaringan hotel yang ada di seluruh Indonesia khususnya di destinasi 10 provinsi prioritas," kata Komjen Pol Agus Andrianto.
"Bapak Presiden mengatakan bahwa antara penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional harus berjalan seiring. Gas dan remnya harus digunakan. Kunci agar ekonomi kita menjadi baik adalah kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik. Ini artinya, fokus utama pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 adalah kesehatan dan keselamatan masyarakat," tambahnya.
Baca juga: Terbang ke Swiss, Menkumham Upayakan Ciptakan Sejarah Indonesia di Sidang Tahunan WIPO
Accor Group adalah jaringan hotel yang telah beroperasi 25 tahun dan tersebar di 34 provinsi di Indonesia dengan merek Raflles, Fairmont, Swissotel, Movenpick, Pullman, Novotel, Grand Mercure, Mercure, dan Ibis. Saat ini jaringan Accor Group di Indonesia memiliki 135 hotel.
Dampak pandemi Covid-19 bagi dunia perhotelan dinilai sangat luar biasa. Tingkat hunian Accor Group di Jakarta hanya 10 persen, di Bali lebih parah lagi, sangat anjlok. Sehingga Accor Group terpaksa memutuskan banyak PHK karyawan dan bahkan hotel tutup.
Hal tersebut karena tingginya biaya operasional, misalkan abonemen listrik bisa mencapai Rp100-200 juta.
Lihat juga:
Menteri PANRB: Pembubaran Lembaga untuk Penyederhanaan Birokrasi, Bukan Efisiensi Anggaran
Jatim dan Sumut Terbanyak, Berikut Jumlah Dokter yang Meninggal Dunia Dalam Penanganan Covid-19
Jatim dan Sumut Terbanyak, Berikut Jumlah Dokter yang Meninggal Dunia Dalam Penanganan Covid-19
Kabaharkam Polri dan Menteri Pertanian Jajaki Kerja Sama Pemanfaatan Lahan Tidur untuk Ketahanan Pangan
Penulis: Abink
Editor: Rianto
Jatim dan Sumut Terbanyak, Berikut Jumlah Dokter yang Meninggal Dunia Dalam Penanganan Covid-19
Jatim dan Sumut Terbanyak, Berikut Jumlah Dokter yang Meninggal Dunia Dalam Penanganan Covid-19
Kabaharkam Polri dan Menteri Pertanian Jajaki Kerja Sama Pemanfaatan Lahan Tidur untuk Ketahanan Pangan
Penulis: Abink
Editor: Rianto
0 comments:
Post a Comment