Ilustrasi. Kanker serviks pertumbuhan sel tak terkendali yang terjadi pada leher rahim. (Foto: lifepack)
|
KEPRI - Forumpublik.com | Kanker Serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Umumnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar.
Dalam banyak kasus, kanker serviks terkait dengan infeksi menular seksual.
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel tak terkendali (kanker) yang terjadi pada leher rahim. Leher rahim atau serviks merupakan bagian dari saluran reproduksi wanita yang menghubungkan vagina dengan rahim atau uterus. Semua wanita berisiko menderita kanker ini. Namun, wanita yang aktif secara seksual cenderung lebih terpengaruh.
Mengutip dari alodokter.com, serviks adalah bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Salah satu fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau mukus. Lendir membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual.
Selain itu, serviks juga akan menutup saat kehamilan untuk menjaga janin tetap di rahim, dan akan melebar atau membuka saat proses persalinan berlangsung.
Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak menimbulkan gejala yang mudah dikenali. Gejala paling umum kanker serviks adalah perdarahan yang tidak normal. Misalnya perdarahan setelah berhubungan seks, di luar siklus menstruasi, atau setelah menopause.
Gejala kanker serviks tidak selalu terlihat jelas, bahkan mungkin gejala-gejala tidak muncul sama sekali sampai kanker memasuki stadium akhir. Ini sebabnya pap smear perlu dilakukan untuk mendeteksi sel abnormal dan mencegah perkembangannya menjadi kanker serviks.
Flek atau pendarahan tidak normal dari vagina adalah gejala yang paling mudah dikenali sebagai gejala kanker serviks. Biasanya perdarahan terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Segera periksakan diri ke dokter jika pendarahan yang tidak normal terjadi lebih dari satu kali.
Kanker serviks terjadi akibat adanya pertumbuhan sel yang abnormal pada leher rahim. Kenali beberapa penyebab dan faktor risiko yang memicu kanker serviks.
Kanker serviks menjadi kanker paling umum keempat yang dialami perempuan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, diperkirakan ada sekitar 570 ribu perempuan di dunia menderita kanker serviks dan 311 ribu di antaranya meninggal dunia.
Vaksinasi HPV dan screening dapat mencegah sebagian besar kasus kanker serviks. Deteksi dini meningkatkan kemungkinan sembuh pasien kanker serviks.
Baca juga: Jokowi: Tidak Ada Tawar-menawar untuk Terapkan Protokol Kesehatan dalam Penyelenggaraan Pilkada
1. Infeksi HPV
Infeksi HPV merupakan salah satu faktor risiko utama kanker serviks. HPV dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui aktivitas seksual.
Infeksi HPV terbilang umum terjadi di tengah masyarakat. Pada kebanyakan orang, infeksi dapat hilang dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kasus, infeksi tak kunjung sembuh dan menjadi kronis, yang bisa menyebabkan kanker.
2. Aktif secara seksual
Beberapa faktor yang berhubungan dengan aktivitas seksual dapat meningkatkan risiko kanker serviks. Risiko tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya kemungkinan terpapar HPV saat melakukan hubungan seksual.
Aktif secara seksual sejak usia muda (terutama di bawah 18 tahun), memiliki banyak pasangan seksual, dan memiliki satu pasangan yang dianggap berisiko tinggi bisa meningkatkan kemungkinan terkena kanker serviks.
3. Merokok
Rokok mengandung sejumlah zat kimia bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker. Perempuan yang merokok disebut dua kali lebih mungkin terkena kanker serviks dibanding yang tidak merokok.
Penelitian menemukan, beberapa zat kimia yang ada dalam tembakau pada lendir serviks perempuan perokok. Peneliti percaya bahwa zat tersebut merusak DNA sel serviks dan berkontribusi pada perkembangan sel kanker.
4. Sistem kekebalan tubuh yang lemah
Human immundeficiency virus (HIV) dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat seseorang berisiko tinggi terserang infeksi HPV.
Sistem kekebalan tubuh punya peran penting untuk menghancurkan sel kanker dan memperlambat pertumbuhannya. Pada perempuan dengan HIV, prakanker serviks dapat berkembang menjadi invasif dengan lebih cepat dari biasanya.
Kelompok perempuan lain yang berisiko adalah mereka yang mengonsumsi obat untuk menekan respons kekebalan tubuh, seperti mereka dengan kondisi autoimun.
5. Infeksi klamidia
Chlamydia adalah jenis bakteri yang paling umum menginfeksi sistem reproduksi. Klamidia dapat menyebar melalui kontak seksual.
Beberapa penelitian menemukan risiko kanker serviks yang lebih tinggi pada perempuan yang terinfeksi bakteri Klamidia. Studi tertentu juga menemukan bahwa bakteri Klamidia dapat membantu HPV untuk berkembang dan hidup pada serviks yang dapat meningkatkan risiko kanker.
6. Penggunaan kontrasepsi oral (Pil KB) jangka panjang
Beberapa penelitian menemukan, konsumsi pil KB dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko kanker serviks. Penelitian menunjukkan, risiko kanker serviks meningkat selama seorang perempuan mengonsumsi pil KB. Namun, risiko cenderung menurun saat konsumsi pil KB dihentikan.
7. Pola makan rendah buah dan sayur
Pola makan juga dapat memengaruhi risiko kanker serviks. Penelitian menemukan, perempuan dengan obesitas lebih mungkin mengembangkan jenis kanker serviks tertentu. Perempuan dengan pola makan rendah buah dan sayur juga berisiko lebih tinggi terkena kanker serviks.
Lihat juga:
Dinkes Tanjungpinang Catat Penambahan Jumlah Pasien Covid-19 Melonjak
Segera Diterapkan, Pemko Batam Mulai Sosialisasikan Perwako Protokol Kesehatan
Wali Kota Rudi Teken Perwako Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan
Presiden Jokowi Ingatkan Kepala Daerah: Tetap Fokus Kendalikan Covid-19
Suzuki Perketat Penyebaran Covid-19 Dengan Mengurangi Kapasitas Produksi Pabrik Tambun I
Editor: Manto
0 comments:
Post a Comment