Ilustrasi Rapid test. Mahalnya biaya rapid test masih dikeluhkan. (Foto: SURYANTO PUTRA MUJI/RADAR SURABAYA)
|
JAKARTA - Forumpublik.com | Kendati menuai kritik deras dikarenakan kondisi ekonomi masyarakat yang terpuruk, biaya rapid dan swab test adalah sebagai salah satu syarat bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan masih mahal.
Semestinya, masyarakat diberi kemudahan dalam memeriksakan diri demi penanggulangan penyebaran Covid-19.
"Apalagi ini berkaitan dengan syarat untuk mobilitas masyarakat dari satu wilayah ke wilayah lainnya,” kata Anggota Komisi V DPR RI, Iis Edhy Prabowo dalam rapat kerja Komisi V dengan Menteri Perhubungan, Menteri PUPR, dan Kepala Korlantas Mabes Polri, Rabu (1/7/20).
Menurut Iis, masyarakat sudah sangat terpuruk secara ekonomi karena penghasilan yang menurun akibat pandemi.
Dia tak ingin beban masyarakat makin bertambah dengan mahalnya biaya pemeriksaan untuk memastikan mereka bebas dari virus corona.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa hampir seluruh sektor membutuhkan hasil rapid dan swab test untuk memastikan pencegahan penularan Covid-19.
Di rumah sakit, lanjut dia, masyarakat yang sakit kendati tidak ada kaitanya dengan Covid-19 akan diminta pihak rumah sakit untuk mengikuti rapid atau swab test terlebih dahulu.
Sebagai informasi, biaya rapid test berkisar Rp300-500 ribu. Sementara untuk pemeriksaan swab test atau polymerase chain reaction (PCR), rumah sakit atau klinik membanderol biaya antara Rp1,5-2,5 juta.
"Tentu ini sangat membebani," tutur legislator dari dapil Jawa Barat 2 ini.
Selain soal rapid dan swab test, istri Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ini juga mempertanyakan fokus pengetatan pembatasan sosial selama arus mudik lalu.
“Kenapa selama pengendalian, seolah hanya terkonsentrasi di bandara saja, padahal transportasi itu juga melalui laut dan darat,” sambung Iis.
Lihat juga:
Penulis: muh/sindonews
Editor: Manto
0 comments:
Post a Comment