Salah satu Kartu Bukti Pembayaran dari warga yang sudah berjalan program Kotaku di RT.01 Kelurahan Simpang Tetap Darul Ikhsan (STDI), Dumai Barat, Kota Dumai, Riau, Selasa (21/4/20). (Foto: DNST-Endy Castello/SuhermanTIM/forumpublik.com) |
Dumai (Riau) - Forumpublik.com | Masyarakat RT.01 Kelurahan Simpang Tetap Darul Ikhsan (STDI), Dumai Barat, Kota Dumai, Riau, memohon pihak pengelola yang di percayakan Kelompok Pemanfaatan dan Pemeliharaan (KPP) agar segera fungsikan Aliran Air Bor dari Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Berjalan Kembali Seperti Semula, Selasa (21/4/20).
Beberapa warga menyampaikan, pembangunan infrastruktur Tower Sumur Bor yang terletak di Mesjid RT.01 atas alokasi anggaran Rp.500 jt, untuk pembangunan prasarana Sumur Bor program Kotaku tahun 2018 lalu rusak.
Hal ini di karenakan Air tidak dapat keluar dan mengaliri ke masyarakat, seperti biasanya setelah di lakukan pencucian dua kali dan penambahan pipa namun masih tidak berfungsi.
Selaku pihak pengelola yang di percayakan(KPP)Kelompok pemanfaatan untuk masyarakat di seputaran RT.01, Kelurahan STDI ketika dikonfirmasi, Selasa (21/4/2020)
Saad Panjaitan, selaku yang dipercayakan masyarakat KPP, sudah menyerahkan dan mempercayakan pada pelaksanaan pengeboran kepada Helmi sebagai pelaksana di lapangan.
"Berikut sejumlah uang untuk ongkos pekerjaan dan perbaikan yang di minta Rp.10.000.000, sudah di serahkan uang itu ke Helmi," ucapa Saad.
Tambah Saad, selain ongkos sebagai uang pekerjaan pencucian sumur bor, juga sudah ada penyerahan sejumlah uang di berikan pada Helmi Rp.2.500.000.
"Jadi total uang yang di terima Helmi Rp.12.500.000. Sudah dikerjakan, namun gagal dan menyerah saat Helmi mengatakan alasan pada pengelolaan KPP," papar Saad.
"Tetapi terkait uang yang di serahkan pihak KPP kepada Helmi tersebut, ini di pertanyakan oleh Masyarakat? pekerjaan belum tuntas (Gagal) mengapa uang Tunai di serahkan," sebut Saad.
Saat menjelaskan bahwa pihak pengelola dari KPP, sudah berupaya namun pelaksanaan perbaikan pengeboran yang di lakukan Helmi katanya Gagal juga, ada 18 pipa ditambah, 1 buah mata bor tertinggal dalam Sumur bor tersebut.
"Rencananya akan di buat pengeboran untuk sumur Bor baru, itupun harus ada dana tambahan lagi" ucap Saad.
Rivai, RT.01 menyampaikan, Dana pengelolaan beban Air per M3 Rp.15.000, terhitung dari, Januari (3/2/2019) s/d (4/1/20 satu tahun pengelolaan uang terkumpul Rp.31.000.000.
"Menyikapi hal ini selaku KPP yang di tunjuk, jangan sempat berlarut-larut, sayang masyarakat butuh air, saat ini mau menjelang Ramadhan tiba. Untuk bulan Puasa, Air sangat diperlukan, tanpa ada air masyarakat merasa sedih," tandas Rivai.
"Tidaklah mungkin anggaran pengelolaan sudah setahun, habis begitu saja," cetusnya.
"Pastinya, harus ada buat operasional untuk mencari pengelolaan dan perbaikan Aliran Air yang sifatnya penting buat kebutuhan masyarakat," harapnya.
Terkait berapa hasil dari pengolalaan KPP, Rivai tidak mengetahui.
"Saya meminta solusinya bagaimana dalam perbaikan kembali, agar masyarakat senang dan bersyukur atas pemanfaatan langsung program Kotaku seperti semula dirasakan warga," pinta Rivai
"Kembali pada Program Kotaku, sebenarnya sudah berjalan satu tahun untuk pemanfaatan langsung kemasyarakatan dan sudah di rasakan dalam satu tahun yang lalu, kini bisa mampet," tutupnya dengan menyesali akan sikap pemelihara dari program Kotaku yang kurang tanggap. (DNST-Endy Castello)
Lihat juga :
Editor: Tonang
0 comments:
Post a Comment