Kayu Bakau (Mangrove) yang sudah di potong yang akan di jadikan arang, diarea sekitar perkampungan warga di Gang. Damai, Kelurahan. Penerbit Besar, Kecamatan. Sungai Sembilan, Kota Dumai, Ria, Jum'at (3/4/20). (Foto: DNST/Endy Castelo/Suherman/Forumpublik.com) |
Dumai (Riau) - Forumpublik.com | Pembabatan Hutan Bakau (Mangrove) yang terjadi diarea sekitar perkampungan warga di Gang. Damai, Kelurahan. Penerbit Besar, Kecamatan. Sungai Sembilan, Kota Dumai, Riau, yang dilakukan oleh warga, terkesan adanya unsur pembiaran dari pihak instansi terkait.
Warga yang ditemui awak media mengatakan, mereka melakukan hal demikian untuk penghasilan hidup sehari-hari mereka.
"Kami hanya pekerja sebagai pembakar kayu arang di dapur bakar, hanya mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Karna dulu saya asal dari Aceh di karenakan daerah kami rusuh pindah ke Gang. Damai, hingga melakukan pekerjaan ini," ungkap Dahlio salah satu warga pekerja pembakar kayu, Jumat (3/4/20).
Dahlio mengatakan ada dua macam kayu bakau ukuran besar selama masa pembakaran di dapur arang, ketika pembakaran perlu waktu satu bulan di bongkar, baru bisa jual.
"Ukuran kayu bakau kecil pada saat di bakar melalui dapur, butuh waktu dua puluh hari, baru bisa menghasilkan uang untuk di jual," ungkapnya lagi.
Dahlio juga sempat mengatakan toke pemilik dapur berbeda-beda.
"Salah satunya, toke Apeng, toke Ramlah, toke Adi Gasing, bahkan toke besarnya Miran yang langsung membawa arang bakau ke Medan-Sumut," sebut Dahlio.
Ketika awak media menanyakan, siapa saja yang pernah datang dari pihak Dinas terkait, hampir semua yang hadir.
"Mungkin mereka taulah akan hal pembabatan hutan bakau ini," tutur Dahlio.
Arang Bakau yang sudah dikemas, yang siap akan dijual keluar Dumai. (Foto: DNST/Endy Castelo/Suherman/Forumpublik.com) |
Baca juga:
Kadisdikbud Dumai Tidak Bersedia Dijumpai Terkait Bangunan Sekolah Terlantar 2 Tahun
Pagar Area Perlindungan Pipa Aliran Minyak PT. Chevron Tumbang 'Belum Juga Ada Perbaikan'
Warga Resah, Gedung Bangunan Sekolah 2 Tahun Tak Siap, Jadi Sarang Hantu
Ditempat yang sama Rahmad warga setempat mengatakan arang dibakar dalam dapur akan di jual bawa ke Medan-Sumatra Utara melalui mobil Truck Cold Diesel.
Saat di tanyakan kapan dibawa, itu toke Misran yang mengangkut nya menggunakan armada angkutannya.
"Hampir keseluruhan hasil arang mereka bawa keluar kota Dumai," ungkapnya.
Ketika ditanyakan dimana rumah toke dapur arang tersebut ? langsung di jawab, "bapak menuju Jalan Karya.
"Jadi sekitar 100 meter ado Futsal itu rumahnya Misran toke besar," ucap Rahmad.
"Saat konfirmasi berlanjut, Lela yang berada dikediamannya Misran.
"Suami saya Mijan, bukan Misran," jawab Lela berdalih/membantahnya.
Saat di konfirmasi, Misran, begitu di tanya kami dari jurnalis langsung tutup, via Hp Cellularnya.
Awak media mencoba menemui Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Dumai Bambang Satrio Wibowo di Jln. Soebrantas, Kadis tak berada di tempat. Lagi melayat tempat salah satu anggota DPRD Dumai yang meninggal dunia, hingga berita ini di terbitkan. (DNST)-Endy Castello/Suherman)
Lihat juga :
Editor: Tonang
0 comments:
Post a Comment