Jakarta, Forumpublik.com -- Meskipun Indonesia memiliki bonus demografi komposisi penduduk muda yang tinggi, namun daya saing sumber daya manusia (SDM) dinilai masih relatif rendah dibandingkan banyak negara lainnya.
Hal ini tercermin antara lain pada kemampuan dasar matematika, membaca dan memahami isi bacaaan serta science. Mayoritas masyarakat Indonesia masih rendah. Oleh karena itu, pemerintah fokus pada program-program prioritas peningkatan kualitas SDM antara lain melalui pendidikan, penelitian, dan kesehatan.
Hal ini disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada acara Milad Universitas Aisyiyah (UNISA) bertema "Mendidik Generasi Unggul Cendekia Untuk Kemandirian Ekonomi Bangsa" di Gedung B, Unisa, Yogyakarta, Rabu (02/10/19).
"Indonesia memiliki populasi 267 juta, mayoritas generasi muda (usia produktif). Namun SDM yang muda hanya akan bagus apabila memiliki kapasitas. Kalau kita lihat kapasitas Indonesia saat ini dihitung dari skor ilmu pengetahuan, science, math dan bahkan kemampuan untuk membaca, di bawah negara kita", terangnya.
Menurutnya, di Indonesia, banyak anak bahkan mahasiswa yang mengaku bisa membaca namun tidak bisa menceritakan, tidak memahami, tidak mampu melakukan critical thinking, tidak memiliki basic matematika dan science serta kurang memahami. Hal itu dinilai tidak produktif.
Oleh karena itu, Pemerintah telah, sedang dan akan terus melakukan perbaikan SDM Indonesia antara lain melalui peningkatan mutu pendidikan, penelitian, dan kesehatan.
"Tahun 2020, proritas belanja terbesar adalah pendidikan sebesar Rp508,1 triliun untuk mulai PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Sekolah Dasar (SD), Madrasah Aliyah, pesantren, hingga sampai pendidikan tinggi, latihan vokasi hingga sampai pada masyarakat usia lanjut," ungkap Menkeu.
Menkeu menambahkan, tahun depan, pemerintah akan meningkatkan anggaran dana abadi untuk riset. Pada tahun lalu pemerintah telah mengalokasikan hampir Rp1 triliun.
Ia juga mendorong pihak swasta untuk ikut berkontribusi dalam riset dan generasi muda untuk ikut berkiprah dalam bidang penelitian menuju Indonesia maju.
"Kalau di negara maju, bahkan riset dilakukan oleh para kapitalis (pengusaha) yang memiliki dana besar. (Misal) Elon Musk seorang pelaku bisnis melakukan riset (kemungkinan) penduduk bumi bisa tinggal di planet Mars,” kata Menkeu.
Namun demikian, program pendidikan dan penelitian baru dapat optimal jika ditunjang oleh SDM yang sehat dan kuat. Anak yang kurang gizi dan otaknya kurang berkembang, tidak akan mampu menyerap pelajaran yang diberikan.
Oleh karena itu, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk program kesehatan sebesar Rp132 triliun lebih yang merupakan belanja terbesar kedua untuk penguatan SDM. Anggaran tersebut dialokasikan antara lain untuk penanganan anak kurang gizi (stunting), universal health coverage untuk seluruh masyarakat Indonesia, dan Jaring Pengaman Sosial (JPS).
Lihat juga:
Red/Kemenkeu/btr/hpy/nr
Editor: Tonang
0 comments:
Post a Comment