Seni tari dipilih sebagai strategi budaya yang berakar dari nilai-nilai kearifan lokal untuk menjaga tradisi dan keberagaman Indonesia. (CNN Indonesia/Huyogo Simbolon) |
Kepri, Forumpublik.com -- Sekitar 700 perempuan dari berbagai jenjang usia mengikuti flashmob tarian kolosal Ketuk Tilu di pelataran halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (1/9) pagi.
Flashmob yang diinisiasi komunitas Indonesia.id itu mengajak warga untuk merawat keberagaman budaya.
Para peserta yang turut berbaur dalam tarian ini terlihat mengenakan kebaya warna-warni, lengkap dengan selendang.
Inisiator Indonesia.id, Eva Simanjuntak, mengatakan , dan menggerakkan kesadaran untuk mencintai keberagaman sebagai DNA Indonesia.
Menurut Eva flashmob tari bersama ini dilakukan sebagai gerakan melestarikan budaya asli untuk menjaga Pancasila sebagai pemersatu keragaman identitas bangsa Indonesia.
"Melalui kegiatan ini kita mengharapkan rasa cinta budaya dan terutama menanamkannya kepada generasi muda pada anak-anak," kata Eva mengutip dari CNN, Rabu (18/09/19).
Indonesia.id menggelar flashmob pertama digagas di Jakarta pada 18 Agustus 2019 lalu. Ketika itu, sekitar 300 orang menari bersama tarian Cokek.
Setelah dimulai dari Jakarta, flashmob dilanjutkan ke Bandung. Flashmob tarian bersama ini juga akan menyambangi beberapa daerah di Indonesia. Salah satunya kota Medan.
"Setelah Medan, berikutnya ke Makassar, Ambon, Aceh, Papua. Di luar negeri juga ada, di Auckland dan Washington DC. Setiap daerah menarikan tarian tradisional masing-masing dan kemudian kita akan menyelenggarakan lagi untuk menyambut 28 Oktober serentak di seluruh Indonesia," kata Eva.
Untuk penyelenggaraan di Bandung, komunitas Indonesia.id menggandeng Rumpun Indonesia.
Ketuk Tilu dipilih karena ini adalah tarian rakyat di wilayah Priangan yang masuk dalam kategori tari pergaulan sebagai cikal bakal lahirnya tari Jaipongan.
Tari khas Jawa Barat ini memiliki gerakan dinamis didasari gerakan pencak silat, yang mengandung unsur tarian, nyanyian dan tetabuhan.
Istilah ketuk tilu merujuk pada tiga buah ketuk (bonang) sebagai pengiring utama dengan pola irama rebab diiringi dua kendang, indung (besar), dan kulanter (kecil).
Berdasarkan sejarahnya, Ketuk Tilu adalah tarian dalam upacara menyambut panen padi yang bertujuan mensyukuri serta memohon keselamatan dan kesejahteraan dengan nilai kearifan lokal agar manusia dapat menghormati dan merawat alam yang telah dianugerahkan Tuhan.
Ketua Rumpun Indonesia Marintan Sirait mengatakan, kegiatan menari bersama di Kota Bandung ini ternyata telah menarik perhatian masyarakat luas.
Awalnya, kata Marintan, dia bersama jaringan perempuan di Kota Bandung mendapat ajakan dari Indonesia.id. Rumpun Indonesia kemudian menyambut baik tongkat esfatet kegiatan menari bersama yang bertujuan merawat keberagaman budaya tersebut.
"Tujuan acara ini untuk menggalang kembali rasa cinta budaya, menghargai keberagaman serta mengawal toleransi untuk Indonesia tercinta," kata Marintan.
Marintan menyebut, flashmob di Bandung diikuti sekitar 700 peserta. Mereka berasal dari beragam lembaga maupun individu yang mendukung kegiatan positif tersebut.
"Sebenarnya Ketuk Tilu itu sebuah tarian yang merupakan cikal bakal dari tarian Jaipong. Jadi kami mencoba mengangkat kembali sesuatu yang barangkali sudah terlupakan," kata Marintan.
Lihat juga:
(Fp/CNN/agr)
0 comments:
Post a Comment